Entrepreneurship telah berkembang pesat di seluruh dunia, namun center of excellencenya, tidak diragukan lagi adalah Silicon Valley. Disinilah mesin "inovasi - modal - startup" menciptakan perusahaan besar seperti Apple, Cisco, Facebook, Google dan Intel dimulai.
Silicon Valley, Pusat Internet Dunia (commons.wikimedia.org) |
Jadilah seorang maniak
Bill Gates pernah mengatakan, "Jika anda tidak bisa menjadi nomor satu, tinggalkanlah". Untuk sukses dalam suatu bidang usaha, anda harus benar-benar menggilai bidang tersebut. Menggilai bidang tersebut memungkinkan kita untuk menjadi yang terbaik, dan menguasai pasar.Baca juga: Jurusan Kuliah 10 Orang Terkaya di Dunia
Tidak ada yang namanya waktu luang
Jika anda ingin menjadi seorang entrepreneur yang sukses, anda harus siap untuk bekerja hingga 24/7 dan mengambil resiko yang cukup besar. Itulah salah satu alasan kenapa anda harus benar-benar mencintai pekerjaan anda. Jika tidak, anda tidak akan bisa bertahan dalam jam kerja yang keras dan brutal dan tantangan dalam mendirikan sebuah bisnis. Passion untuk pekerjaan mereka adalah inspirasi sebenarnya untuk seorang entrepreneur.Baca juga: Tips Manajemen Waktu Mahasiswa
Bersama jauh lebih baik
Dunia teknologi pada saat ini dipenuhi oleh cerita tentang kekuatan kerjasama dan grup yang hebat, misalnya Steve Jobs dan Steve Woznia yang mendirikan Apple, Andy Grove dan Gordon Moore pendiri Intel. Bersama mereka bekerja lebih baik dan menghasilkan produk yang luar biasa.Anda tidak bisa berkembang tanpa modal segar
Faktor kegagalan pada banyak startup pada saat ini adalah mereka kehabisan kas. Sebesar apapun suatu bisnis, mereka tetap membutuhkan dana unutk membesarkan usaha mereka, tidak terkecuali raksasa dunia seperti Facebook, WhatsApp, dan Alibaba.Jika anda tidak membangunnya, bisnis tidak akan berhasil
"Jika anda membangunnya, mereka akan berhasil" bisa jadi salah, tapi "Jika anda tidak membangunnya, mereka tidak akan berhasil" adalah pernyataan yang benar secara absolut. Anda sama sekali tidak memiliki kesempatan untuk menjadi seorang entrepreneur yang sukses kecuali jika anda bangun sekarng, bekerja, membuat sebuah produk, dan sampaikan produk tersebut ke tangan orang-orang. Mark Zuckerberg menyebut hal itu sebagai "The Hacker Way: Move fast and brake things."Baca juga:
Bagaimana Cara Memilih Nama Bisnis/Usaha Baru
Pengalaman pengguna sangat-sangat penting
Pengalaman pengguna atas suatu produk akan membawa mereka kepada kepuasan dan ketertarikan. Hal itulah salah satu faktor pendukung kesuksesan Tivo, Uber dan iPhone. Itu pula yang menjadi awal mula dari banyak kesempatan bisnis. Prinsip ini juga digunakan banyak rumah makan padang di Indonesia, yaitu "Jika anda tidak puas, bilang pada kami, jika anda puas, bilang pada teman anda."Jangan terpaku pada ide awal
Sebuah perusahaan tidak selalu menjadikan ide awal atau produk mereka sesuatu yang besar. Twitter misalnya, ditemukan sementara pendirinya adalah bagian dari Odeo, sebuah startup digital media. Google adalah contoh lainnya, pasar pencarian yang dibidik oleh Google adalah pasra yang sangat terfragmentasi dan mereka hanya mendapatkan 8 persen share saat mereka me-launching AdWords pada Oktober 2000. Produk inilah yang membuat sebuah gebrakan kesuksesan, bukan search engine.Baca juga: Jurusan Kuliah untuk Calon Wirausahawan
Berbeda atau mati
Ada sebuah catatan yang cukup populer pada saat ini bahwa mobile web telah menurunkan dinding penghalang, sehingga orang-orang semakin mudah untuk berbisnis. Memang website telah menurunkan level persaingan bisnis, tapi tentu saja hal itu bukan hanya untuk anda sendiri sehingga keuntungan dari hal tersebut adalah terjadinya persaingan yang brutal.Baca juga: 10 Pekerjaan Paling Mudah dengan Gaji Terbesar di Dunia
Percaya pada insting anda
Setiap startup harus berfokus pada satu prioritas pada satu waktu: pertama mendemonstrasika sebuah konsep, melaunching sebuah produk, mendapatkan pelanggan, dan meningkatkan skala penjualan. Anda juga harus meningkatkan modal seiring perkembangan perusahaan, namun anda harus tetap fokus dan mungkin anda akan semakin sering mengatakan tidak agar tetap fokus. Namun, saat sebuah kesempatan yang benar telah tiba, anda harus mengenalinya, seperti saat Steve Jobs menlihat demonstrasi GUI dan mouse. Anda harus tahu kapan anda harus mengatakan "ya."Bagaimana anda tahu kapan anda harus mengatakan ya dan kapan mengatakan tidak? Percayai insting anda. Dibalik setiap startup yang sukses, terdapat satu atau dua orang pendiri atau pemimpin yang memiliki keberanian untuk menghadapi ketakutan atas ketidaktahuan dan berani memanjat tebing tantangan. Itulah saripati entrepreneurshop gaya Silicon Valley.