Pernahkah Anda belajar begitu keras, namun hanya mendapatkan nilai yang biasa saja? Sebagian besar dari kita mungkin pernah, hasil test yang buruk setelah belajar keras tentu dapat sangat mengganggu perasaan kita, lebih jauh, mempengaruhi kepercayaan diri kita. Orang yang pesimis biasanya akan berkata, test itu memang berat, atau mata kuliah itu memang sulit, aku tidak menyukai mata kuliah itu, sepertinya otak-ku memang tidak mampu menanggungnya, dan sebagainya-dan sebagainya. Namun, pesimis hanya akan membawa kesulitan-kesulitan yang lebih besar. Karena itu jadilah optimis.
Pikirkan apa yang membuat Anda tidak bisa menjawab pertanyaan test Anda? Menurut saya, tentu saja karena kita tidak mengusai materinya. Mengapa kita tidak mengusai materinya setelah belajar begitu keras? Salah satu jawabannya mungkin adalah, mungkin cara belajar kita yang kurang tepat. Kenapa salah? Lalu bagaimana? Bagi yang ingin mencoba memerbaiki cara belajarnya, sebaiknya ketahui lima kebiasan belajar yang buruk berikut ini agar anda bisa menghindarinya dan melakukan metode yang lebih baik.
1. Membuat catatan linear
(Foto oleh Randen Pederson) |
Anda mungkin bertanya: Bagaimana kebiasan menulis seperti ini dikatakan buruk?
Pada dasarnya mencatat semua yang dikatakan dosen bukanlah hal yang buruk, tapi mungkin, berpikir bahwa dengan mencatat semua pembicaraan dosen maka kamu telah belajar dengan efektif adalah sebuah pemikiran yang salah. Sebaiknya kamu meninjau kembali catatan linear kamu dan membuat hubungan-hubungan dari satu bab ke bab lainnya.
Solusi: Ada banyak alternatif yang dapat kamu gunakan selain menggunakan catatan linear, misalnya dengan diagram alir, catatan bergambar, atau mindmap. Intinya, Anda harus membangun hubungan dari setiap bagian yang Anda pelajari, materi yang saling berhubungan dan membentuk sebuah objek yang besar lebih mudah untuk dipahami oleh otak.
Sebelum waktu kuliah berikutnya dimulai, meninjau kembali materi yang sebelumnya diberikan merupakan hal yang sangat baik. Dengan melihat kembali materi sebelumnya, Anda dapat membangun relasi yang lebih baik antara materi kemarin dengan materi hari ini.
2. Highlighting (mewarnai dengan stabilo)
Apakah Anda termasuk orang yang sering menggunakan stabilo? Menandai buku dengan stabilo adalah salah satu akar masalah yang menyebabkan nilai tes yang buruk. Warna yang cerah pada sebuah halaman dapat membuat dampak visual yang kuat, sehingga tampak seolah-olah kita sudah banyak belajar dengan baik saat membaca bagian buku yang di highlight.
Highlighting memang membuat informasi yang penting menjadi lebih mudah terbaca, tapi hal itu tidak akan terlalu berdampak baik jika Anda tidak melakukan sesuatu yang aktif terhadap informasi tersebut. Terus mengulang membaca hasil highlight tersebut bukan lah sesuatu yang cukup aktif untuk mendapatkan isi dari bacaan Anda.
Solusi: Gunakan informasi yang anda highlight untuk membuat soal latihan. Berlatihlah dengan informasi-informasi tersebut. Identifikasi konsep utama dari materi dan gunakan itu untuk membuat pertanyaan latihan soal essay. Gunakan juga strategi mewarnai materi dengan warna yang berbeda, mungkin dengan cara beda konsep beda warna.
3. Menulis Ulang Catatan
Kita biasanya menulis ulang catatan dengan asumsi bahwa pengulangan dapat meningkatkan memori kita terhadap materi. Pengulangan memang cara yang bernilai pada langkah pertama, tetapi tidak akan terlalu efektif jika tidak diiringi dengan cara yang lain. Anda dapat menulis kembali catatan Anda dalam bentuk ringkasan materi, tidak hanya itu, ikuti catatan tersebut dengan latihan soal mandiri. Namun mengulangnya terus menerus tentu akan membosankan bukan?
Solusi: Cobalah bertukar catatan dengan teman sekelas Anda, dan coba untuk membuat soal latihan dari catatan miliknya. Kemudian tukar juga soal latihan yang Anda buat masing-masing. Ulangi proses ini hingga beberapa kali sampai Anda merasa cukup paham dengan materinya.
4. Mengulangi Membaca Langsung Satu Bab
Pelajar seringkali membaca ulang materinya satu malam sebelum ujian untuk mengutkan kembali apa yang telah dia pahami dari materinya. Membaca kembali adalah taktik yang bagus sebagai langkah terakhir. Seperti kebiasaan belajar lainnya yang disebutkan diatas, membaca ulang hanya salah satu dari puzzle belajar.
Solusi: Pastikan Anda menggunakan cara yang aktif seperti skema atau diagram, dan latihan soal, baru diikuti dengan pengulangan membaca materi.
5. Menghapalkan definisi
Pelajar biasanya menghabiskan waktu yang banyak untuk menghapal definisi-definisi dalam materi belajarnya. Ini memang cara belajar yang baik, selama cara tersebut adalah langkah pertama dalam belajar. Sebagaimana mahasiswa melewati jenjang belajarnya, mereka diharapkan juga mengalami peningkatan kemampuan kognitif.
Saat Anda lulus dari sekolah menengah pertama, Anda tidak dapat berharap bisa menyelesaikan ujian dengan hanya mengingat definisi dan pengertian. Anda harus belajar untuk menghapal definisi dan menentukan nilai penting dari istilah baru yang Anda hadapi. Jika Anda sudah masuk ke jenjang sekolah menengah atas atau kuliah, Anda harus sudah siap untuk menjelaskan apakah sebuah pengertian cukup relevan dengan subjek, bandingkan itu dengan konsep serupa, dan jelaskan mengapa mereka penting.
Berikut ini contoh dalam kehidupan nyata:
Di sekolah menengah pertama Anda mungkin belajar untuk menghapalkan definisi dari kata "propaganda".
Di sekolah menengah atas Anda mungkin harus menghadapinya sebagai sebuah istilah, tapi Anda akan perlu untuk mengingat definisi dan belajar untuk mengenali materi-materi propaganda dari perang dunia kedua dan waktu lainnya.
Sewaktu kuliah, Anda harus dapat mendifinisikan propaganda, kemudian memberikan contoh dari masa lalu dan dari masa sekarang, dan menjelaskan bagaimana propaganda telah mempengaruhi masyarakat pada waktu yang berbeda.
Solusi: Sekali Anda telah menghapalkan definisi dari sebuah istilah, lakukan sebuah latihan singkat. Pastikan Anda dapat mendefinisikan sebuah istilah dan menjelaskan kenapa hal itu penting. Dapat membandingkan dan menjelaskan perbedaan istilah tersebut dengan sesuatu yang kira-kira sama pentingnya.
Aktivitas untuk mengetes dan mengetes ulang diri sendiri dapat membuat informasi lebih melekat.
Itulah beberapa kebiasaan belajar yang kurang efektif yang sebaiknya anda ganti dengan teknik yang lebih baik. Semoga tulisan ini bermanfaat.
Itulah beberapa kebiasaan belajar yang kurang efektif yang sebaiknya anda ganti dengan teknik yang lebih baik. Semoga tulisan ini bermanfaat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar